refleksi tentang alur yang tidak jelas sama sekali..
merancau tiap saat, ku ingin menjadi yang ter-hebat..
berkelakar tentang cita-cita, membuat ku lupa jika aku hanya orang munafik..
tersenyum seakan hati ini damai, padahal sedang porak-poranda..
memandang, mencium, mendengar, semua sia-sia. yang tersisa hanya mata juling, hidung busuk dan telinga borok..
jika sudah begini, haruskah ku berbicara tentang cinta?
0 komentar:
Posting Komentar